1. Kecemasan Tes
Apa itu Kecemasan Tes ?
Menurut Spilberger yang dimaksud dengan kecemasan tes adalah kecemasan yang timbul ketika seseorang menghadapi situasi yang mengandung penilaian atau tes. Dalam teori kecemasan kecemasan dibedakan antara komponen kognitif yang biasanya disebut worry component, dengan emosional atau effective , komponen dari kecemasan tes.
Komponen kognitif (worry component) sendiri mengarah pada pikiran yang timbul bersama kecemasan, berikut adalah contoh pikiran-pikiran yang dapat muncul ketika seseorang cemas menghadapi tes yaitu timbulnya pikiran seperti kekhawatiran tentang gagal tes, kemudian berpikir tentang konsekuensinya jika gagal tes seperti dimarahi orang tua, tidak lulus, drop out dari sekolah, kekhawatiran tentang tidak dapat menyelesaikan tes, kemudian berpikir tentang salah satu soal yang tidak dapat dijawab, dan berpikir tentang perasaan malu jika nanti mendapatkan nilai yang rendah.
Kecemasan tes itu harus dihindari !!
Kenapa sih kecemasan itu perlu dihindari? kecemasan perlu dihindari karena terdapat Pengaruh Test Anxiety terhadap belajar dan Performance. Lebih lanjut Beck dan Moore juga mengemukakan beberapa akibat yang ditimbulkan oleh perasaan khawatir atau cemas:
-
Kecemasan memperburuk prestasi seseorang.
Kecemasan mempunyai pengaruh yang negatif selama tes itu berlangsung. Seseorang akan mengalami kesulitan untuk mengingat kembali hal-hal yang telah dipelajari. Seseorang juga mengalami kesulitan untuk memusatkan diri pada perintah-perintah dalam tes secara rinci.
-
Kecemasan mengakibatkan perubahan fisik
Seseorang yang khawatir dan penderita kecemasan kronis dapat mengalami gangguan fisik seperti yang dialami oleh penderita stress akut, seperti jantung berdebar-debar, syaraf tegang, gemetar, berkeringat, dan nyeri lambung.
-
Kecemasan dan kekhawatiran melupuhkan akal sehat (Common Sense)
Seseorang yang cemas seringkali berpikir tidak jernih karena merasa gelisah seseorang tersebut dapat membayangkan sesuatu yang akan terjadi secara tidak rasional. Seperti misalnya pikiran “saya pasti tidak bisa menyelesaikan pekerjaan ini dengan baik”, “pasti hasilnya tidak memuaskan”, “pasti saya dicemooh orang banyak”, “pasti saya tidak akan bisa menjawab pertanyaannnya” dll. Seseorang yang mengalami kecemasan dapat menganggap kemungkinan-kemungkinan ini dapat benar-benar terjadi dan benar adanya. Hal ini bisa disebabkan oleh adanya pengalaman yang buruk sehingga ingatan-ingatan yang buruk tersebut dapat menghalangi pandangan akan masa depan. Semakin cemas dan khawatirnya seseorang, maka semakin pikiran orang tersebut menjadi tidak jernih.
-
Kekhawatiran memicu kecemasan
Kekhawatiran yang berkepanjangan akan dibarengi dengan kecemasan. Biasanya kecemasan akan hilang dengan sendirinya, kecuali ada dinamika batin tertentu yang menyebakan kecemasan itu tetap muncul.
Sumber referensi :
Revilla, L. (2009). Kecemasan Menghadapi Tes (Test Anxiety) dan Dampaknya Terhadap Aktivitas Belajar. Journal IAIN Samarinda, 1-15
Nainggolan, T. (2011). Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan Sosial Pada Pengguna NAPZA: Penelitian di Balai Kasih Sayang Parmidi Siwi. Sosiokonsepsia, 161-174

Kecemasan tes itu harus dihindari !!
Kenapa sih kecemasan itu perlu dihindari? kecemasan perlu dihindari karena terdapat Pengaruh Test Anxiety terhadap belajar dan Performance. Lebih lanjut Beck dan Moore juga mengemukakan beberapa akibat yang ditimbulkan oleh perasaan khawatir atau cemas:
-
Kecemasan memperburuk prestasi seseorang.
Kecemasan mempunyai pengaruh yang negatif selama tes itu berlangsung. Seseorang akan mengalami kesulitan untuk mengingat kembali hal-hal yang telah dipelajari. Seseorang juga mengalami kesulitan untuk memusatkan diri pada perintah-perintah dalam tes secara rinci.
-
Kecemasan mengakibatkan perubahan fisik
Seseorang yang khawatir dan penderita kecemasan kronis dapat mengalami gangguan fisik seperti yang dialami oleh penderita stress akut, seperti jantung berdebar-debar, syaraf tegang, gemetar, berkeringat, dan nyeri lambung.
-
Kecemasan dan kekhawatiran melupuhkan akal sehat (Common Sense)
Seseorang yang cemas seringkali berpikir tidak jernih karena merasa gelisah seseorang tersebut dapat membayangkan sesuatu yang akan terjadi secara tidak rasional. Seperti misalnya pikiran “saya pasti tidak bisa menyelesaikan pekerjaan ini dengan baik”, “pasti hasilnya tidak memuaskan”, “pasti saya dicemooh orang banyak”, “pasti saya tidak akan bisa menjawab pertanyaannnya” dll. Seseorang yang mengalami kecemasan dapat menganggap kemungkinan-kemungkinan ini dapat benar-benar terjadi dan benar adanya. Hal ini bisa disebabkan oleh adanya pengalaman yang buruk sehingga ingatan-ingatan yang buruk tersebut dapat menghalangi pandangan akan masa depan. Semakin cemas dan khawatirnya seseorang, maka semakin pikiran orang tersebut menjadi tidak jernih.
-
Kekhawatiran memicu kecemasan
Kekhawatiran yang berkepanjangan akan dibarengi dengan kecemasan. Biasanya kecemasan akan hilang dengan sendirinya, kecuali ada dinamika batin tertentu yang menyebakan kecemasan itu tetap muncul.
Kecemasan tes itu harus dihindari !!
Kenapa sih kecemasan itu perlu dihindari? kecemasan perlu dihindari karena terdapat Pengaruh Test Anxiety terhadap belajar dan Performance. Lebih lanjut Beck dan Moore juga mengemukakan beberapa akibat yang ditimbulkan oleh perasaan khawatir atau cemas:
-
Kecemasan memperburuk prestasi seseorang.
Kecemasan mempunyai pengaruh yang negatif selama tes itu berlangsung. Seseorang akan mengalami kesulitan untuk mengingat kembali hal-hal yang telah dipelajari. Seseorang juga mengalami kesulitan untuk memusatkan diri pada perintah-perintah dalam tes secara rinci.
-
Kecemasan mengakibatkan perubahan fisik
Seseorang yang khawatir dan penderita kecemasan kronis dapat mengalami gangguan fisik seperti yang dialami oleh penderita stress akut, seperti jantung berdebar-debar, syaraf tegang, gemetar, berkeringat, dan nyeri lambung.
-
Kecemasan dan kekhawatiran melupuhkan akal sehat (Common Sense)
Seseorang yang cemas seringkali berpikir tidak jernih karena merasa gelisah seseorang tersebut dapat membayangkan sesuatu yang akan terjadi secara tidak rasional. Seperti misalnya pikiran “saya pasti tidak bisa menyelesaikan pekerjaan ini dengan baik”, “pasti hasilnya tidak memuaskan”, “pasti saya dicemooh orang banyak”, “pasti saya tidak akan bisa menjawab pertanyaannnya” dll. Seseorang yang mengalami kecemasan dapat menganggap kemungkinan-kemungkinan ini dapat benar-benar terjadi dan benar adanya. Hal ini bisa disebabkan oleh adanya pengalaman yang buruk sehingga ingatan-ingatan yang buruk tersebut dapat menghalangi pandangan akan masa depan. Semakin cemas dan khawatirnya seseorang, maka semakin pikiran orang tersebut menjadi tidak jernih.
-
Kekhawatiran memicu kecemasan
Kekhawatiran yang berkepanjangan akan dibarengi dengan kecemasan. Biasanya kecemasan akan hilang dengan sendirinya, kecuali ada dinamika batin tertentu yang menyebakan kecemasan itu tetap muncul.
2. Kecemasan Sosial
Menurut Smith (1993) kecemasan sosial adalah kecemasan dalam bergaul dengan orang atau kelompok lain. Brecht (2000) menjelaskan bahwa kecemasan sosial merupakan rasa takut dan khawatir yang berlebihan jika berada bersama dengan orang lain dan merasa cemas pada situasi sosial karena kekhawatir akan mendapat penilaian atau bahkan evaluasi dari orang lain, tetapi akan merasa baik ketika sedang sendirian.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh American Psychiatric Association (dalam British Medical Journal, 2003) menyatakan bahwa individu yang mengalami kecemasan sosial seringkali menghindari untuk ikut serta dalam kegiatan sosial dan situasi sosial, seperti berbicara di depan umum, perkumpulan sosial, dan rapat. Wahhh apakah kumakers memiliki salah satu kriteria diatas ?!
Apa sih gejala yang menandakan kalau kumakers mengalami kecemasan sosial? simak dibawah ini ya!
Kaplan & Sadock (1997) yang mengatakan bahwa gejala kecemasan dapat dilihat dari 3 (tiga) aspek, yaitu :
a. Kesadaran adanya sensasi fisiologis (seperti jantung berdebar-debar dan berkeringat).
b. Kesadaran adanya sensasi psikologis (kesadaran sedang gugup atau ketakutan).
c. Kesadaran adanya sensasi kognitif. Kecemasan cenderung menimbulkan kebingungan dan
distorsi persepsi, tidak hanya pada ruang dan waktu tetapi pada orang dan arti peristiwa. Distorsi tersebut dapat mengganggu proses kognitif individu dengan menurunkan kemampuan memusatkan perhatian, menurunkan daya ingat, dan mengganggu kemampuan untuk menghubungkan satu hal dengan hal lain untuk membuat asosiasi.
Wah setelah tahu gejalanya, upaya apa ya yang bisa kumakers lakukan untuk dapat memulihkan diri dari kecemasana sosial ?! berikut upaya-upaya kecil yang bisa kumakers lakukan loh !
Upaya memulihkan diri dari kecemasan sosial
Mulailah dengan langkah-langkah kecil yang kumakers bisa lakukan sehari-hari. Sebagai contoh:
• Makan dengan teman, kerabat dekat atau kenalan di tempat umum.
• Membuat kontak mata dan mengembalikan salam dari orang lain, atau menjadi yang pertama untuk menyapa orang lain
• Memberikan seseorang pujian
• Meminta petugas toko swalayan untuk membantu Anda menemukan barang yang anda perlukan
• Meminta petunjuk dari orang asing
• Menunjukkan minat pada orang lain seperti bertanya mengenai keadaan, kabar, hobi atau hal lainnya. Disini kumakers perlu untuk membuka diri terhadap orang lain.
• Memanggil teman untuk membuat rencana bersama
Pada awalnya, hal tersebut mungkin akan terasa berat. Meskipun demikian, jangan berhenti untuk terus mencoba ya Kumakers. Jangan menghindar dari kegiatan tersebut. Dengan secara teratur menghadapi situasi semacam ini, Kumakers akan terus membangun dan memperkuat keterampilan dalam mengatasi gejala kecemasan.
